Pesonanusa. Setelah sukses dengan program biaya pendukung pengobatan (uang tunggu pasien). Kali ini pihak pemerintah daerah berupaya serius menangani masalah wanita rentan sosial ekonomi di Kabupaten Bengkulu Utara.
Hal tersebut disampaikan, Kepala Dinas Sosial, Kabupaten Bengkulu Utara, Agus Sudrajat, kepada wartawan Senin (6/10).
Program ini telah di bahas bersama pihak DPRD Bengkulu Utara untuk mendapat saran dan masukan, agar dapat dirasakan masyarakat pada tahun anggaran 2026.
Tujuannya untuk memperoleh kesempatan dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan keluarganya, khusus bagi wanita sebagai tulang punggung keluarga.
Masih kata Agus, pemberdayaan perempuan tidak terlepas dari pemberdayaan masyarakat yang tujuannya untuk mewujudkan masyarakat mandiri, mampu menggali dan memanfaatkan potensi didaerahnya, dan membantu masyarakat untuk terbebas dari keterbelakangan atau kemiskinan.
"Partisipasi perempuan dalam sektor publik sebagai peran ganda perempuan. Pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah karena pendapatan terbatas untuk menghidupi keluarga, sehingga banyak ibu yang menjadi penyelamat ekonomi keluarga, yaitu ikut serta mencari tambahan pendapatan. Hal ini menjadi pendorong, pemerintah untuk hadir ditengah masyarakat tersebut," bebernya.
"Untuk tahap awal ini Dinsos BU mengutamakan untuk perempuan rawan sosial ekonomi fakir miskin di usia produktif dan tidak menutup kemungkinan nanti menyasar untuk pengemudi robema saat ini proses pendataan," terang Agus.
Kata Agus, program ini bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan, agar dampak yang dialami penerima manfaat ketika beraktivitas mencari nafkah dapat dilindungi oleh pemerintah.
"Asuransinya BPJS Ketenagakerjaan, jadi para perempuan yang mengalami kecelakan kerja ketika bekerja mencari nafkah akan ditanggung oleh pemerintah daerah Kabupaten Bengkulu Utara, termasuk asuransi bila terjadi kecacatan dan kematian," pungkasnya. [nata]
