Pesonanusa. Lama vakum dari panggung seni dan budaya di Kabupaten Bengkulu Utara. Tari Tradisional Rejang kembali hadir, kali ini di pentas Bengkulu Utara Expo 2025 bertempat di Alun-alun Rajo Malinpaduko, Argamakmur.
Tari Rejang dikenal sebagai tari tradisional yang sarat makna, melambangkan kesucian, keanggunan, dan kebersamaan. Namun, selama lebih dari satu dekade, tarian ini nyaris tak pernah muncul dalam agenda pertunjukan resmi daerah. Kehadirannya di expo kali ini pun menjadi momen yang penuh haru sekaligus membangkitkan rasa bangga masyarakat Bengkulu Utara.
Di atas panggung utama Bengkulu Utara Expo, para penari tampil anggun dengan balutan busana adat berwarna cerah, lengkap dengan kipas yang menjadi ciri khas tarian ini. Gerak tubuh yang gemulai, diiringi alunan musik tradisional, membuat suasana malam pertama pentas seni budaya Bengkulu Utara Expo semakin khidmat namun tetap memukau. Tepuk tangan meriah penonton bergema setelah tarian demi tarian selesai dibawakan.
Tari Tradisional Rejang bukan sekadar mengisi dan wadah hiburan semata, tetapi bentuk nyata komitmen Forum Masyarakat Rejang (FMR) untuk menghidupkan kembali warisan budaya leluhur.
“Lebih dari 12 tahun Tari Rejang tidak ditampilkan. Malam ini kita saksikan bersama, sebuah warisan yang patut kita jaga dan kita wariskan untuk generasi mendatang,” ujar Ketua FMR H. Hazadin Harun yang merupakan inisiator pelaksanaan kegiatan ini dalam rangka mengisi pentas seni dan Pertunjukkan Bengkulu Utara EXPO 2025.
“Malam ini kita menyaksikan sebuah sejarah, Tari Rejang kembali dihadirkan setelah kurang lebih hampir 13 tahun tidak pernah dipentaskan. Ini adalah warisan yang wajib kita lestarikan,” Ujarnya,
Antusiasme masyarakat serta partisipasi pengisi acara juga terasa kuat. Saiman, salah seorang tokoh adat, Seniman, Budayawan sekaligus pimpinan dari sanggar Tanjung Bermani Desa Tanjung Putus Kematan Kerkap mengaku bangga dan terharu dengan kegiatan ini,
“Kami sudah lama merindukan tarian ini, dulu Tari Rejang selalu hadir dalam upacara adat dan acara besar. Ketika melihatnya kembali malam ini, seakan kenangan lama itu hidup lagi. Ini momen bersejarah bagi saya terutama bagi Bengkulu Utara,” tuturnya.
Sementara itu, Zeli Wahyu Sang Putri, salah satu penari muda yang tampil, mengaku terharu, bangga dan juga bahagia bisa menjadi bagian dari penyaji pentas seni dan pertunjukkan etnik budaya daerah Bengkulu Utara Expo 2025,
“Awalnya saya merasa sedikit gugup, meski ini bukan pertama kali saya menari, namun karena sudah begitu lama tidak tampil, jadi perlu penyesuaian, Saya merasa bangga, sebuah kehormatan bisa menari lagi dihadapan masyarakat, Semoga generasi muda seperti saya semakin mencintai budaya kita,” ujarnya dengan senyum haru.
Bengkulu Utara Expo 2025 menjadi istimewa ketika alunan musik tradisional mengiringi langkah anggun para penari yang membawakan Tari Rejang. Tarian khas yang telah lama absen, akhirnya kembali hadir di hadapan ribuan pasang mata yang rindu akan pesona budaya leluhur,
Dengan semangat upaya pelestarian budaya, Bengkulu Utara Expo 2025 bukan hanya ajang promosi pembangunan dan perekonomian daerah, tetapi juga panggung kebangkitan seni tradisi, seperti yang ditunjukkan lewat kembalinya Tari Rejang setelah 12 tahun lamanya tertidur.
Hadirnya Tari Rejang di panggung utama bengkulu utara expo menjadi sorotan utama, sekaligus pembuka rangkaian hiburan budaya yang akan mengisi perhelatan akbar tersebut. Bengkulu Utara Expo 2025 pun semakin bermakna,
Dalam kegiatan ini juga disajikan beberapa seni rejang lainnya, diantaranya Bersyair yang dibawakan oleh sanggar Rafflesia Desa Taba Tembilang dan tembang Tradisioan Berejong Suguhan special dari Maestro Berejong Bengkulu Utara, Sugiono bersama Deca,
Kegiatan ini terlaksana berkat partisipasi dari tiga kecamatan di kabupaten Bengkulu Utara, diantaranya Kecamatan Hulu Palik, Kecamatan Tanjung Agung Palik Dan Kecamatan Kerkap,
Adapun Pengisi pada kegiatan pentas seni dan pertunjukkan etnik budaya tradisonal rejang pada pelaksanaan Bengkulu Utara EXPO 2025 yakni :
SANGGAR TANJUNG BERMANI dari Desa Tanjung Putus Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara Pimpinan Bapak. Saiman, SANGGAR BUMEI BALEM dari desa pematang balam Kecamatan Hulu PaliK Kabupaten Bengkulu Utara Pimpinan Bapak Hariyok, SANGGAR DESA SENGKUANG dari Desa Sengkuang Kecamatan Tanjung Agung Palik Kabupaten Bengkulu Utara, Pimpinan Bapak Haryanto dan special Performance dari SANGGAR RAFLESIA Desa Taba Tembilang dan SANGGAR KEMBANG TANJUNG Kabupaten Bengkulu Utara, serta yang tak kalah pentingnya, Acara ini didukung penuh oleh Forum Masyarakat Rejang (FMR). [nata/adv]